Jumat, 13 September 2013

Kisah Penjual Roti dan Penjual Tepung



8 Dzul Qai'dah 1434 H

Suatu hari seorang penjual roti membeli satu kilogram tepung di sebuah toko. Dalam perjalanan pulang, penjual roti itu merasa bahwa tepung yang ia bawa terasa ringan. Ia ragu dan curiga tepung yang ia beli beratnya kurang dari satu kilogram. Sesampai di rumah, penjual roti itu menimbang kembali tepung yang baru ia beli. Dan benar, beratnya kurang dari satu kilogram. “Wah penjual tepung itu curang,”ujarnya.

Ia pun mendatangi pemilik toko itu. Namun pemilik toko tidak merasa bersalah. “Aku tidak pernah berbuat curang, aku sudah menimbang tepung itu dengan benar,” kata penjual tepung itu. “Tapi tepung yang aku beli beratnya kurang, kau curang,” sahut penjual roti.

Kedua orang itu tetap tidak mau mengalah. Hingga akhirnya mereka sepakat melaporkan permasalahan itu kepada hakim.  Saat diruang pengadilan, hakim kembali menimbang tepung dan hasilnya kurang dari satu kilogram. “Apakah kau tidak menimbang tepung ini sebelum kau jual,”tanya hakim kepada pemilik toko.

“Tentu saja aku selalu menimbang sebelum menjualnya,” kata pemilik toko itu. Namun ia tidak menggunakan anak timbangan sebagai penakar. “Lalu dengan apa kau menggunakan benda sebagai penakar timbanganmu,” tanya hakim.

“Aku menggunakan roti yang kubeli dari penjual roti itu, aku membeli satu kilogram roti dan menggunakanya untuk menimbang satu kilogram tepung,”jawab pemilik toko.

Penjual roti itu merasa malu. Ia hanya bisa tertunduk saat hakim berkata, ”Masalah selesai.”

Seringkali kita begitu mudah menyalahkan orang lain. Kita sering tidak menyadari bahwa perbuatan kitalah yang menjadi penyebab orang lain melakukan kesalahan.